Upaya kelompok tani di Desa Plumpang menggelar tradisi wiwit menjadi momen yang sangat berharga dan pantas diberikan perhatian. Tradisi ini, yang merupakan bagian penting dari kebudayaan masyarakat, menyatukan para petani dalam sebuah festival yang berlangsung selama tiga hari.
Selama festival yang berlangsung dari tanggal 5 hingga 7 Oktober 2022, sekitar 70 petani berpartisipasi dalam perayaan yang dilaksanakan di lahan sawah setempat. Dalam setiap langkah, mereka menghidupkan kembali tradisi yang sempat terlupakan, dan hal ini menunjukkan betapa pentingnya melestarikan warisan budaya bagi generasi mendatang.
Pentingnya Melestarikan Tradisi Pertanian
Tradisi wiwit tani bukan sekadar ritual, melainkan sebuah upaya untuk menjaga hubungan harmonis antara manusia dan alam. Kepala Desa Plumpang, Tumito, menegaskan bahwa dukungan desa sangat penting untuk kelangsungan acara ini. “Besar harapan kami bahwa program-program berbasis tradisi ini akan terus berlangsung dan mendapatkan perhatian,” ujarnya saat acara. Hal ini menunjukkan bahwa menjadi bagian dari komunitas dan menghargai budaya lokal adalah salah satu kunci untuk mencapai ketahanan pangan yang lebih baik.
Ketua Kelompok Tani, Supandi, juga menambahkan bahwa tradisi ini merupakan bagian dari upaya menjaga warisan leluhur. Wiwit Pari mengandung banyak makna dan filosofi yang mengajarkan kita untuk menghargai proses pertanian. Setelah ditinggalkan beberapa waktu, tradisi ini kini kembali diselenggarakan secara rutin. “Syukur, suplai pupuk cukup dari pemerintah, dan semoga ke depan bisa maksimal lagi,” imbuhnya. Menurutnya, dengan adanya dukungan yang berkelanjutan, petani dapat lebih fokus pada kualitas hasil pertanian mereka.
Menjaga Ketahanan Pangan Melalui Tradisi
Kegiatan ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga langkah strategis untuk mendukung ketahanan pangan masyarakat. Di tengah tantangan global, di mana banyak daerah mengalami kesulitan dalam panen, tradisi ini menjadi momen bersyukur bagi para petani. Sekretaris Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga, Danarji, juga mengucapkan selamat kepada para petani yang akan memulai masa panen mereka. “Ketika semua usaha dilakukan dengan maksimal, hasil yang diperoleh pun bisa optimal,” ujarnya.
Dalam tradisi wiwitan, terdapat berbagai uborampe yang sarat makna seperti tumpeng, lepet, dan kupat. Keberadaan wayang sebagai simbol syukur menunjukkan bahwa tradisi ini tidak hanya soal pertanian, tetapi juga tentang kesatuan komunitas dan berbagi kebahagiaan. Setiap elemen dalam perayaan ini memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang perlu terus diperkuat.
Keinginan untuk mengembangkan tradisi ini menjadi lebih maju juga disampaikan oleh Danarji. Harapan agar komunitas petani di Plumpang semakin sejahtera menjadi tujuan utama. Kembali merayakan tradisi ini bukan hanya mempertahankan budaya, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.