www.terasfakta.id – Hingga awal Mei 2025, insentif bulanan bagi ribuan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di daerah ini belum juga cair. Sebanyak 2.080 guru yang seharusnya menerima insentif sebesar Rp300 ribu per bulan sejak Januari, masih harus menunggu akibat panjangnya proses administrasi yang harus dilalui.
Ketua Komisi IV DPRD setempat, Sri Rahayu, menyatakan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan. Ia mendesak pihak eksekutif untuk segera menyelesaikan tahapan pencairan yang selama ini terhambat.
Proses Administratif yang Memakan Waktu
Terkait keterlambatan pencairan, Kepala Bidang Pengembangan Kurikulum dan GTK Dinas Pendidikan setempat, Welly Kurniawan, menjelaskan bahwa banyak tahapan administratif yang harus dilalui. Proses pencairan dimulai dari pembaruan data di tingkat kecamatan. Hal ini mencakup verifikasi nama, nomor rekening, hingga status guru penerima insentif.
Data harus diperbarui dari bawah untuk memastikan tidak ada dobel penerimaan, terutama bagi guru yang sudah menerima sertifikasi. Proses yang rumit inilah yang menyebabkan insentif tidak kunjung dicairkan, dan banyak guru merasa frustrasi.
Perspektif dan Harapan untuk Ke depan
Setelah proses pencocokan data selesai, dokumen tersebut akan disetor ke dinas untuk kemudian menunggu terbitnya Peraturan Bupati (Perbup) sebagai dasar hukum pencairan. Setelah itu, tahap berikutnya adalah verifikasi oleh Inspektorat. Proses ini menjadi krusial untuk memastikan semua data valid dan akurat.
Terkait kapan insentif akan benar-benar cair, Welly menyatakan belum bisa memberikan tanggal pasti. Namun, ia menjamin bahwa setelah seluruh tahapan administrasi rampung, insentif akan dirapel dan selanjutnya disalurkan rutin setiap bulan. Hal ini diharapkan dapat memberikan kepastian dan kenyamanan bagi para guru di lapangan.
“Kami minta guru-guru bersabar. Prosesnya memang butuh waktu, tapi kami pastikan akan tetap cair sesuai jumlah bulan yang tertunda,” pungkasnya. Keterlambatan seperti ini sering kali terjadi di awal tahun anggaran, dan semoga ke depan proses yang lebih efisien dapat diterapkan untuk menghindari kesalahan serupa.