Kasus Rasyid, seorang balita berusia 9 bulan dari Kelurahan Sukolilo, menunjukkan betapa pentingnya penanganan medis yang tepat dan cepat. Ia mengalami kondisi medis yang memburuk setelah dikatakan tidak mendapatkan perawatan optimal di IGD rumah sakit setempat.
Pada malam Jumat, 25 April 2025, orang tua Rasyid, Sutrisno dan Intan, membawanya ke Instalasi Gawat Darurat dengan kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Kulit Rasyid melepuh di bagian pantat dan wajahnya berwarna lebam. Suhu tubuhnya juga terpantau tinggi pada 37 derajat Celsius, menambah kekhawatiran orang tuanya.
Pentingnya Diagnosis yang Akurat dalam Penanganan Medis
Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter jaga menganggap kondisi Rasyid sebagai gejala alergi ringan yang dapat diatasi dengan perawatan jalan. Balita itu kemudian dipulangkan kurang dari satu jam setelah kedatangan, tanpa dilakukan rawat inap. Namun, kondisi Rasyid tidak kunjung membaik.
Sutrisno, orang tua Rasyid, merasa kecewa karena ia belum sempat mendaftar untuk rawat inap anaknya, padahal kondisi Rasyid sangat memprihatinkan. Rasyid bahkan mengalami kejang di rumah setelah dipulangkan. Keluarga menolak metode suntikan antibiotik langsung ke kulit dan meminta agar antibiotik diberikan melalui infus. Namun, permohonan ini ditolak, dan mereka hanya membawa pulang resep obat.
Dampak dari Keterlambatan Penanganan Medis
Keesokan harinya, kondisi Rasyid semakin memburuk. Pada 26 April 2025, ia harus dilarikan ke rumah sakit lain, di mana dokter segera mengidentifikasi bahwa Rasyid mengalami infeksi serius. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa balita tersebut mengidap Sindrom Stevens-Johnson (SJS), kondisi langka yang dapat mengancam nyawa.
Awalnya, orang tua Rasyid berpikir bahwa anak mereka hanya mengalami impetigo, sebuah infeksi kulit umum di kalangan anak-anak. Namun, gejala yang ditunjukkan dan hasil pemeriksaan medis menunjukkan sesuatu yang jauh lebih serius dan mengancam. Kini, Rasyid menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama empat hari terakhir, dengan pengawasan ketat dari tim dokter spesialis.
Direktur rumah sakit yang pertama kali menangani Rasyid menjelaskan bahwa keputusan untuk memulangkan Rasyid sudah sesuai dengan diagnosis awal. Walau demikian, ada perlunya evaluasi dan penataan yang lebih baik di sistem pelayanan IGD, guna menghindari kejadian serupa di masa depan. Keluarga Rasyid pun berharap agar pelayanan medis di IGD dapat ditingkatkan dalam hal ketelitian dan empati.
Tindakan cepat dan diagnosis yang tepat sangatlah penting dalam menangani kasus-kasus serupa. Keluarga Rasyid tidak ingin ada anak lain yang mengalami hal serupa dan berharap agar pengalamannya membawa perubahan positif dalam sistem kesehatan.