Banjir akibat luapan sungai bengawan solo telah merendam beberapa wilayah, termasuk sejumlah kecamatan yang terletak di sekitar sungai tersebut. Fenomena ini tentunya menimbulkan dampak yang signifikan bagi masyarakat setempat, terutama pada aktivitas sehari-hari mereka.
Pada tanggal 27 Februari 2025, kejadian ini menyebabkan ratusan hektar lahan pertanian terendam, dan jalan poros desa pun tidak luput dari terjangan air. Dengan ketinggian air yang mencapai 30-60 sentimeter, warga terpaksa beradaptasi dengan situasi yang sulit ini.
Dampak Banjir Terhadap Kehidupan Warga
Banjir tidak hanya menggenangi jalan-jalan, namun juga merusak rumah, sekolah, dan tempat ibadah. Dalam situasi seperti ini, warga harus mencari cara alternatif untuk beraktivitas. Beberapa dari mereka bahkan menggunakan perahu untuk berpindah tempat. Kondisi ini menggambarkan betapa cepatnya dampak dari banjir merubah tatanan kehidupan sehari-hari.
Salah satu warga yang terdampak, Nadia, mengungkapkan pengalamannya saat banjir datang. Dia menceritakan betapa cepatnya air menggenangi area desanya, hanya dalam semalam berbagai aktivitas sudah terhambat. Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran yang mendalam bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang tepi sungai.
Pengelolaan dan Tanggapan Dari Pihak Berwenang
Camat setempat, Saefiyudin, menjelaskan bahwa ada tiga desa yang terkena dampak parah. Data yang ia berikan menunjukkan bahwa Desa Klotok, Kedung Soko, dan Kebomlati menghimpun banyak sekali pengungsi akibat banjir ini. Beruntungnya, lahan pertanian warga yang sudah dipanen sebelum bencana datang membuat mereka sedikit bernafas lega dari sisi ekonomi.
Selain itu, Kepala Polsek juga memberikan penjelasan terkait dampak banjir di enam desa di wilayahnya. Dengan meningkatnya perhatian terhadap situasi ini, diharapkan warga dapat terus waspada dan bersiap menghadapi kemungkinan banjir susulan, terutama jika hujan kembali meningkat.