Pembangunan pasar penambangan di sebuah kabupaten di Jawa Timur menelan anggaran hingga Rp4,1 miliar, namun sayangnya, proyek ini hingga kini masih belum beroperasi dan mengalami masalah berupa kerusakan pada beberapa bagian. Tumbuhnya rumput liar di area sekitar menambah kesan mangkrak pada pasar yang direncanakan untuk menjadi pusat perdagangan di daerah tersebut.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan setempat, Agus Wijaya, mengungkapkan bahwa pasar ini awalnya dirancang sebagai pasar tradisional. Namun, setelah adanya arahan dari pimpinan daerah, konsep ini diubah menjadi pasar grosir, menyerupai pasar yang sudah ada sebelumnya. Perubahan ini menuntut adanya penyesuaian dalam hal jenis barang serta penataan kios dan los untuk para pedagang.
Perubahan Konsep dan Tantangan Operasional
Pembentukan pasar grosir memerlukan pengaturan yang lebih kompleks dibandingkan pasar tradisional. Agus menekankan, “Meskipun kami sudah siap untuk mengoperasikannya dan para pedagang telah mendapatkan kios masing-masing, perubahan konsep ini menciptakan tantangan baru.” Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah kesulitan dalam memperoleh pasokan sayur-mayur dari produsen luar daerah. Ketergantungan pada hasil pertanian lokal tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Dalam upaya mendukung kelancaran operasional, pihak terkait berencana melakukan sosialisasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai perubahan yang diimplementasikan. Selain itu, untuk menarik minat pengunjung, rencana pembangunan kolam pancing dan pasar malam di lahan kosong di samping pasar juga tengah dipertimbangkan.
Tahapan Pembangunan dan Harapan ke Depan
Pasar penambangan ini selesai dibangun pada bulan Desember tahun 2022. Proses pembangunan diawali oleh Kementerian Perdagangan, yang menggunakan anggaran dari APBN untuk tahap pertama proyek ini. Total dana yang digunakan untuk pembangunan hampir mencapai Rp4,1 miliar, mencerminkan besar harapan akan kontribusi pasar ini terhadap perekonomian lokal.
Meski telah menghadapi berbagai hambatan, pihak Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan berharap pasar ini dapat beroperasi dalam waktu satu hingga dua bulan ke depan. Kesuksesan pasar ini tidak hanya terletak pada fisiknya, tetapi juga pada keberadaan pedagang dan konsumen yang bersedia memanfaatkan fasilitas yang disediakan. Harapan besar muncul bahwa dengan usaha dan strategi yang tepat, pasar ini bisa menjadi pusat kegiatan ekonomi yang vital bagi masyarakat.