Kehidupan seorang wanita tua bernama Mbah Seneng di Kelurahan Ronggomulyo menyentuh hati banyak orang. Di usia nyaris 100 tahun, beliau menjalani hidup sebatang kara, tanpa perhatian dari keluarga. Ini adalah kisah kemanusiaan yang menggambarkan betapa rentannya seseorang di usia senja.
Siapa yang bisa membayangkan di usia yang sudah sangat lanjut, Mbah Seneng harus menghadapi kenyataan pahit? Masyarakat sekitar mengenalnya sebagai sosok yang kuat walau hidup dalam kesendirian. Mengingat ada banyak lansia yang mengalami nasib serupa, kisah beliau mengundang empati dan refleksi tentang tanggung jawab kita terhadap orang-orang terdekat.
Kondisi Mbah Seneng dan Lingkungan Sekitar
Mbah Seneng tinggal di rumah kecil yang berlokasi di sebelah barat makam Mbah Ronggo. Berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang keturunan Cina dan Jawa, awal kehidupan Mbah Seneng memiliki nuansa multikultural, namun keberadaan kerabatnya kini samar. Banyak warga yang ingin membantu, tetapi perawatan seperti yang seharusnya tidak bisa mereka berikan sepenuhnya.
Salah satu tetangganya, Sutami, mengungkapkan bahwa kerabatnya mungkin masih ada, tetapi lokasi pasti mereka tidak diketahuinya. Hal ini menunjukkan betapa kompleksnya jaringan sosial yang terbentuk dalam masyarakat. Keterpisahan yang dialami Mbah Seneng bisa menjadi refleksi bagi kita untuk lebih menghargai ikatan keluarga dan komunitas yang mungkin telah memudar seiring waktu.
Bantuan Sosial dan Keterlibatan Komunitas
Di tengah kesulitan, Mbah Seneng menerima bantuan dari berbagai sumber, termasuk pemerintah dan komunitas lokal. Masroi, seorang guru ngaji dan tetangga dekat, rutin mengunjungi Mbah Seneng untuk memberikan makanan. Tindakan ini bukan hanya menunjukkan kepedulian individu, tetapi juga mencerminkan rasa tanggung jawab sosial yang harus dimiliki oleh setiap anggota masyarakat.
Pemerintah setempat juga berusaha menjalankan fungsinya. Ahzin Aznadi, Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, memastikan bahwa Mbah Seneng mendapat bantuan sosial yang diperlukan. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pemerintah tidak hanya sebatas janji, tetapi juga terbukti dalam bentuk tindakan nyata. Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk memastikan semua individu tua mendapatkan perhatian yang layak.