www.terasfakta.id – Baru-baru ini, sebuah proyek rehabilitasi saluran air di Desa Maibit, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, telah menimbulkan banyak perhatian akibat kerusakan yang terjadi hanya dua bulan setelah selesainya pembangunan. Masalah ini muncul setelah hujan deras yang mengakibatkan banjir, yang telah menghancurkan saluran air sepanjang puluhan meter.
Fenomena semacam ini bukanlah hal yang baru. Banyak proyek infrastruktur yang mengalami kendala serupa, terutama saat tidak dilakukan analisis risiko yang mendalam sebelum serta selama proses pengerjaan. Mengapa proyek yang tampaknya seharusnya berfungsi dengan baik justru berujung pada kerusakan?
Analisis Kerusakan Proyek Rehabilitasi Saluran Air
Pengerjaan proyek ini menggandeng firma konstruksi lokal untuk melakukan pemasangan LPC sepanjang 586 meter dengan anggaran mencapai Rp1.987.000.000. Meski tampaknya telah direncanakan dengan baik, fakta menunjukkan bahwa pembangunan yang dilakukan pada musim penghujan ini sangat rentan terhadap kerusakan. Kepala Desa Maibit mengungkapkan kekhawatirannya sebelum proyek dimulai karena musim penghujan yang dapat mempengaruhi kelayakan konstruksi. Pernyataan ini menjadi indikator penting bagi para pemangku kepentingan untuk lebih berhati-hati dalam merencanakan proyek semacam ini di masa mendatang.
Salah satu isu utama adalah kurangnya ketahanan sistem saluran akibat dari pondasi yang tidak memadai. Dalam sebuah wawancara, Ahmad Ali, Kepala Desa Maibit, menekankan bahwa saluran air tersebut seringkali kemasukan air selama dalam proses pembangunan. Tambahan pula, material yang digunakan tidak dilapisi dengan cor beton yang dapat membuat solusinya lebih kuat. Ia menyatakan kekhawatirannya bahwa saluran tersebut mungkin tidak dapat bertahan dalam waktu lama, dan hal ini terbukti ketika kerusakan terjadi.
Pentingnya Perencanaan dan Pengawasan yang Ketat
Penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap proyek-proyek infrastruktur melalui perencanaan yang matang dan pengawasan yang ketat. Kerusakan yang terjadi ini merupakan pengingat akan pentingnya keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan kontraktor, dalam memastikan kelancaran suatu proyek. Kepala Dinas terkait telah berjanji untuk melakukan pemeriksaan langsung di lapangan guna mengevaluasi kerusakan dan menawarkan solusi.
Ali juga menyoroti dampak dari saluran yang tidak berfungsi dengan baik. Dia menegaskan bahwa tanpa solusi holistik yang mencakup pemecahan masalah dari sumber air kiriman, masyarakat tetap akan merasakan dampak yang sama secara berkelanjutan. Pendekatan yang lebih komprehensif ini akan membantu tidak hanya dalam mengatasi permasalahan saat ini, tetapi juga dalam mencegah masalah serupa di masa depan.
Melihat dari masalah ini, kita diingatkan bahwa setiap proyek infrastruktur harus mempertimbangkan seluruh aspek yang berhubungan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat. Diskusi antar pihak yang terlibat, pengujian material, serta analisis risiko cuaca seharusnya menjadi bagian dari prosedur standar dalam setiap tahap pembangunan. Dengan demikian, harapan untuk membangun infrastruktur yang kuat dan tahan lama tidak hanya akan menjadi cita-cita, tetapi juga kenyataan.