www.terasfakta.id – Ribuan hektare lahan pertanian yang ada di wilayah Kecamatan Plumpang dan Kecamatan Widang, sebuah daerah di Jawa Timur, kini terancam akibat banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Avur. Hal ini terjadi karena Waduk Jabung Ring Dyke (JRD) yang seharusnya berfungsi untuk menampung air, justru tidak beroperasi dengan baik dan malah dimanfaatkan secara ilegal untuk pertanian.
Para petani di daerah tersebut merasa frustasi dengan situasi yang semakin memburuk. Mereka telah berusaha mengajukan keluhan kepada pemerintah, namun tanpa ada solusi yang memadai. Keadaan ini jelas menyebabkan dampak yang serius bagi mata pencaharian mereka, mendorong para petani untuk mengambil langkah drastis demi menyelamatkan lahan mereka.
Dalam usaha untuk mengatasi masalah ini, ratusan petani dari Kecamatan Plumpang dan Widang terpaksa menjebol tanggul waduk. Mereka menggunakan alat berat untuk melakukan tindakan yang penuh risiko ini agar air dari sungai bisa masuk ke waduk dan mencegah banjir lebih lanjut di lahan pertanian mereka.
Seperti yang disampaikan oleh Wahyudi, seorang petani dari Widang, tindakan ini diambil sebagai bentuk keputusasaan. “Waduk yang seharusnya menampung air, malah tidak berfungsi. Akhirnya kami harus ambil tindakan,” ujarnya, mencerminkan kondisi mendesak yang dihadapi oleh para petani.
Masalah Utama Pada Infrastruktur Waduk yang Bermasalah
Berdasarkan keterangan Wahyudi, pintu air Waduk JRD menjadi sorotan utama. Pintu tersebut dianggap terlalu sempit untuk mengalirkan debit air yang ada, sehingga menyebabkan meluapnya air dan membanjiri lahan di luar kawasan waduk. Hal ini mengakibatkan petani kehilangan masa tanam mereka.
Tak hanya itu, kondisi waduk yang dikelola dengan buruk juga menjadi pertanyaan besar. Di dalam area waduk terdapat banyak aktivitas pertanian ilegal, di mana penggarap bisa menanam padi meskipun area tersebut seharusnya dilindungi. “Sementara kami di luar, yang lahannya legal, malah tidak bisa tanam karena banjir,” tambah Wahyudi dengan sinis.
Data menunjukkan bahwa setidaknya 609 hektare sawah di Kecamatan Plumpang telah terendam. Sementara itu, di wilayah Widang, hampir 1,700 hektare lahan pertanian juga mengalami kerugian serupa. Ini adalah masalah yang tidak bisa dianggap remeh, terutama bagi para petani yang menggantungkan hidup mereka pada hasil pertanian ini.
Proyek Strategis yang Gagal Mengatasi Banjir
Waduk Jabung Ring Dyke awalnya direncanakan sebagai solusi strategis untuk mengendalikan banjir dan menyimpan air selama musim penghujan. Namun, lebih dari sekadar harapan, waduk ini kini menjadi simbol kegagalan dalam pengelolaan aset negara.
Selama lebih dari satu dekade, petani terus-menerus menghadapi banjir yang lebih parah setiap tahunnya. “Kami tidak hanya memperjuangkan siapa yang menggarap lahan, tetapi kami menuntut agar fungsi waduk seharusnya berjalan efektif,” kata Wahyudi.
Keberadaan papan larangan untuk tidak memanfaatkan tanah negara di sekitar waduk tidak berarti banyak ketika kenyataannya berbeda. Komunitas berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk memperbaiki infrastruktur waduk dan menertibkan penggunaan lahan di dalamnya. Jika tidak, mereka akan terus menjadi korban dari banjir tahunan yang seharusnya bisa dihindari.
Harapan dan Tanggapan dari Pihak Berwenang
Pihak pelaksana dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) mengakui adanya masalah ini dan mengatakan bahwa mereka sedang melakukan pencarian solusi. Feri, seorang petugas, menyatakan bahwa laporan tentang penjebolan tanggul sudah disampaikan kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) untuk penanganan lebih lanjut.
Dia menegaskan pentingnya masyarakat untuk tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum. “Masyarakat mestinya bisa bersabar, karena kami di BBWS sedang mencari jalan keluarnya,” tutur Feri saat memberikan penjelasan lebih lanjut.
Feri juga menyebutkan bahwa normalisasi alur waduk yang terhambat sedang dilakukan. “Ini adalah solusi jangka pendek kami untuk memperbaiki masalah pengaliran air yang sudah berlangsung lama,” tambahnya dengan harapan agar situasi dapat segera membaik.
Di sisi lain, langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah untuk menyelesaikan pembangunan Waduk Jabung Ring Dyke pada tahun 2026 diharapkan dapat mengurangi masalah ini di masa mendatang. Namun, para petani tetap menunggu tindak lanjut konkret agar kelangsungan hidup mereka tidak terancam lebih jauh.
Selama menunggu penyelesaian yang tepat, para petani di Tuban berharap agar pemerintah tidak hanya memberikan solusi jangka pendek tetapi juga kebijakan yang berkelanjutan untuk mencegah banjir di masa depan. Kebangkitan harapan mereka terletak pada tindakan nyata yang diambil oleh pihak berwenang agar masalah ini tidak terus berulang.